STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
3. Strategi Pemecahan Masalah Matematika 
Langkah  kedua  dalam  memecahkan  masalah  adalah  merencanakan  strategi  yang  efektif. 
Banyak  strategi  yang  dapat  digunakan  untuk  menyelesaikan  masalah,  diantaranya  adalah 
menyelesaikan masalah  secara mundur/dari  belakang  (working  backwards),  menyelesaikan 
masalah  secara  langsung  (acting  out  the  problem),  dan  mengubah  cara  pandang  terhadap 
masalah (changing your point of  view)  seperti  yang  diungkapkan  Sheffield  dan  Cruikshank 
(1996:  37)  dalam  bukunya.  Selain  itu,  menurut  Posamentier  (2009)  dalam  bukunya 
mengungkapkan bahwa pada tingkat dasar (grades 3-6) ada 9 strategi yang dapat digunakan, 
sedangkan  untuk  tingkat  menengah  (grades  6-12).  Posamentier  (1998)  menyatakan 
ada 10 strategi  yang  dapat  digunakan  dalam  memecahkan  masalah.  Sepuluh  strategi 
pemecahan masalah tersebut diuraikan sebagai berikut. 
3.1. Menyelesaikan Masalah Secara Mundur/dari Belakang 
Masalah rutin  umumnya dimulai dari konsep awal dan siswa ditugaskan menyelesaikannya. 
Lalu bagaimana  jika sebaliknya(diberikan  jawaban  akhirnya untuk  mendapatkan nilai-nilai 
awalnya)?Untuk  menyelesaikan  masalah  seperti  ini  siswa  dapat  menyelesaikannya  secara 
terbalik  pula,  dimana  siswa  bergerak  mundur  ke  belakang  untuk  mendapatkan  hasil-hasil 
awalnya. 
Contoh masalah 1: 
Ibu mempunyai 10 apel, 15 jeruk dan 20  pisang yang akan disajikan  dalam beberapa piring 
dengan komposisi yang sama. Berapa piring yang harus disediakan Ibu? 
Alternatif solusi: 
Masalah  di  atas,  mensyaratkan  bahwa  dalam  setiap  piring  harus  diisi  oleh  3  macam 
buah(apel, jeruk,  dan  pisang)  dan  tidak  boleh  ada  tersisa.  Seandainya kita membagikannya 
dalam  piring,  kita  akan  kesulitan  menentukan  dengan  tepat  banyak  piring  yang  harus 
disediakan.  Untuk  itu,  kita  harus  menyelesaikannya  secara  terbalik.  Kita  perlu  membagi 
setiap jenis buah ke dalam beberapa bagian dalam jumlah yang sama, sehingga diketahui: 
Apel sejumlah 10 disajikan dalam 2 × 5 piring = 5 × 2 piring 
Jeruk sejumlah 15 disajikan dalam 3 × 5 piring = 5 × 3 piring 
Pisang sejumlah 20 disajikan dalam 2 ×10 piring = 4 × 5 piring = 5 ×4 piring  
  = 10 ×2piring 
Karena banyak piring yang sama untuk setiap jenis buah adalah 5 piring, maka diketahui 
bahwa  penyelesaian  yang  tepat adalah  bahwa harus  ada  5  piring  yang  harus  disediakan 
untuk disajikan, dan setiap piring harus diisi oleh 2 apel, 3 jeruk, dan 4 pisang. 
3.2. Menemukan Pola 
Matematika  merupakan  konsep  yang  teratur  dan  memiliki  pola  yang  tetap.  Sehingga 
beberapa masalah matematika pastilah akan mengandung pola-pola yang kemudian dapat 
dikembangkan  menjadi  konsep  matematika  yang  utuh.  Oleh  karena  itu,  harus  diteliti 
permasalahannya  dan  menyatakan  pola  tersebut  untuk  membentuk  konsep 
matematikanya. 
Contoh masalah 2: 
Suhu  di  dalam  kulkas sebelum  dihidupkan  29°C.  Setelah dihidupkan  suhunya  turun  3°C 
setiap 5 menit. Berapakah suhu di dalam kulkas setelah 30 menit? 
Alternatif solusi: 
Permasalahan ini menyatakan bahwa setiap 5 menit suhu dalam kulkas turun 3°C. 
Berarti setelah 10 menit suhunya turun menjadi 3°C + 3°C = 2 × 3°C. 
Karena 10 menit = 2 × 5 menit, itu artinya bahwa setiap kelipatan 5 menit maka suhunya 
turun sebanyak hasil kali kelipatan 5 menit dengan 3°C. 
Atau dapat dinyatakan bahwa n × 5 menit = n × 3°C. 
Dengan demikain, 30 menit = 6 × 5 menit = 6 × 3°C = 18°C. 
Pada awalnya suhu kulkas adalah 29°C dan turun sebesar 18°C, maka 
29°C – 18°C = 11°C. 
Jadi setelah 30 menit suhunya adalah 11°C. 
3.3. Mengubah Cara Pandang Terhadap Masalah 
Suatu masalah dapat dipandang dari berbagai sudut pandang seseorang sehingga masalah 
itu  dikatakan  bernilai  relatif,  dapat menjadi mudah  atau  sebaliknya  dapat  menjadi sulit. 
Demikian  pula  halnya  dengan  masalah  matematika.  Jangan  hanya  terpaku  pada  satu 
konsep  saja  sehingga  tidak  terjebak. Dengan  mengubah  sudut  pandang,  akan  ditemukan 
konsep  lain  yang  tersembunyi  yang  memungkinkan  untuk  menyelesaikannya  dengan 
mudmatika.org  ISSN 2407-8530 
363 
Contoh masalah 3: 
Perhatikan gambar di samping! 
Jika K,  L,  M, N  merupakan  titik tengah masing  masing  garis 
AD,  AB,  BC, dan  CD  dari suatu  persegi  ABCD.Apabila  luas 
persegi ABCD adalah 6p2, berapakah luas persegi KLMN? 
Gambar 2. Persegi ABCD 
Alternatif solusi: 
Jika diperhatikan, kita  akan merasa sulit  untuk  menyelesaikan  masalah  ini  apalagi jika  kita 
tidak  menguasai  Teorema  Pythagoras  untuk  menghitung  panjang  sisi-sisi  pada  persegi 
KLMN. Selain itu, kita juga harus menentukan panjang sisi persegi ABCD terlebih dahulu. 
Tetapi  jika  kita  memandang  masalah  dari  sudut  pandang lain,  yaitu 
dengan  membagi  bangun  persegi  tersebut  menjadi  beberapa  bagian, 
maka akan diperoleh seperti gambar di samping berikut ini. 
Terlihat bahwa persegi ABCDterdiri atas 8 bagian dan persegi KLMN4 
bagian sama besar sehingga perbandingan  
ABCD : KLMN = 8 : 4 = 2 : 1. 
Dengan demikian, luas persegi KLMN = 
× 6p2 = 3p2. 
3.4. Menggunakan Analogi/Pengandaian Sederhana 
Karena  matematika  merupakan  konsep  yang  teratur  dan  memiliki  pola  yang  tetap,  dapat 
digunakan  pengandaian  sederhana  untuk  mengungkapkan  konsep  yang  umum  dari konsep 
yang  khusus  atau  sebaliknya.  Pengandaian  dapat  mengungkapkan  pola  khusus  sehingga 
memungkinkan membuat konsep yang umum. 
Contoh masalah 4: 
Suatu pekerjaan dapat  diselesaikanoleh 32 pekerja dalam waktu 81 hari. Setelah dikerjakan 
15 hari, pekerjaan itu dihentikan selama 18 hari. Jika kemampuan bekerja setiap orang sama 
dan  agar  pekerjaan  tersebut selesai  sesuai  jadwal  semula,  maka  banyak  pekerja  tambahan 
yang diperlukan adalah…. 
Alternatif solusi: 
Andaikan  bahwa  banyaknya  pekerjaan  itu  adalah  hasil  kali  banyaknya  pekerja  dengan 
banyaknya waktu yang ada, maka banyaknya pekerjaan adalah 
n(Ps) = 32 × 81 = 2592. 
Banyaknya pekerjaan selama 15 hari adalah 
n(P1) = 32 × 15 = 480. 
Karena pekerjaan dihentikan selama18 hari, maka sisa tenggat waktu adalah 
81 – 15 – 18 = 81 – (15 + 18) = 81 – 33 = 48 hari 
sedangkan banyak pekerjaan yang tersisa adalah 
2592 – 480 = 2112  
K
D
N  C 
M
B
L 
sehingga jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 
2112 : 48 = 44 orang pekerja. 
Jadi pekerja tambahan yang diperlukan adalah selisih jumlah pekerja  sebelum dan sesudah 
libur, yaitu 44 – 32 = 12 orang. 
3.5. Menggunakan/Mempertimbangkan Kondisi yang Ekstrim 
Beberapa  masalah  yang  terjadi  terkadang  lebih  mudah  dipahami  jika  kita 
mengasumsikannya dalam kondisi paling ekstrim (jika perlu meniadakan kondisi tersebut). 
Misalkan  saja  suatu  hal  yang  terjadi  dianggap  berada  pada  kondisi  awal (pada  titik  nol) 
atau  bahkan  dapat  juga  dianggap  sebagai  kondisi  yang  mustahil.  Dengan 
mengasumsikannya secara demikian, permasalahan tersebut dapat diselesaikan. 
Contoh masalah 5: 
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 55 km/jam. Sebuah mobil lain tepat berada 
  km  di  belakangnya.  Tepat  setelah  1 menit  kemudian,  mobil  kedua  menyusulnya. 
Berapakah kecepatan mobil kedua tersebut? 
Alternatif solusi: 
Jika kita mengamati masalah tersebut, kita hanya dapat menemukan informasi yang kurang 
berarti,  yaitu  bahwa  mobil  pertama  bergerak  tetap  55  km/jam.Mobil  kedua  berapa 
km 
dibelakangnya  dan  setelah  1  menit  mobil  kedua  menyusul  mobil  pertama.Kita  tidak 
mungkin  menyatakan  kecepatan  mobil  kedua  berdasarkan  informasi  yang  diperoleh  di 
atas.Untuk  itu,  kita  perlu  mengasumsikan  masalah  tersebut  dalam  kondisi  yang 
ekstrim.Karena mobil  pertama  bergerak tetap (konstan),  kita dapat mengasumsikan bahwa 
mobil  itu  bergerak  dengan  kecepatan  0  km/jam.Berdasarkan  informasi  kedua dan  ketiga, 
kita  dapat  menyatakan  bahwa  mobil  kedua  mampu  bergerak  sejauh  
 km  dalam  waktu 
1 menit.  Itu  artinya  bahwa  kecepatan  mobil  kedua  adalah  
 km/menit  atau 
30 km/jam.Kecepatan  mobil  kedua  pastilah  30 km/jam  lebih  cepat  dari  mobil  pertama 
sehingga kecepatan mobil kedua adalah 85 km/jam (30 km/jam + 55 km/jam). 
3.6. Membuat Gambaran 
Masalah  yang  terjadi  dapat  diilustrasikan  dalam  bentuk  lain  seperti  gambar,  grafik, 
maupun  tabel  untuk  mempermudah  kita  menentukan  penyelesaiannya.  Dengan  bantuan 
gambar,  grafik,  maupun  tabel,  kita  dapat  menyusun  pola  yang  tepat  sehingga  informasi 
yang diperoleh lebih berarti. 
365 
Contoh masalah 6: 
Untuk melindungi kebunnya dari hewan liar, Pak Karto membuat pagar kawat di sekeliling 
kebunnya  yang  berbentuk  persegi.  Seandainya  luas  kebun  Pak Karto  adalah  64 m2  dan 
setiap  1 meter  dipasangi  tiang  pagar  penyangga  kawat,  berapa  banyak  tiang  yang 
diperlukan Pak Karto untuk memagari kebunnya?  
Alternatif solusi: 
Beberapa  informasi  yang  diketahui  adalah  bahwa  kebun  Pak Karto  berbentuk  persegi 
dengan luas 64 m2 sehingga diketahui bahwa panjang sisi kebun tersebut adalah 8 m. 
Karena hendak  dipasangi tiang di  sekeliling kebun, maka keliling kebun  Pak Karto adalah 
4 × 8 meter  atau  sama  dengan  32 meter.  Lalu,  benarkah  bahwa  banyak  tiang  yang 
diperlukan adalah  32 buah?  Untuk membuktikannya,  kita dapat  mengilustrasikan masalah 
tersebut dalam bentuk gambar sebagai berikut. 
X  X  X  X  X  X  X  X 
X              X 
X              X 
X              X 
X              X 
X              X 
X              X 
X  X  X  X  X  X  X  X 
Gambar 3. Kebun Pak Karto 
Dengan demikian,  diketahui bahwa  banyak tiang  yang dibutuhkan untuk  memagari kebun 
Pak Karto adalah 28 buah tiang, bukan 32 buah tiang. 
3.7. Melakukan Ujicoba (trial-error) 
Beberapa  masalah  dalam  kehidupan  sehari-hari  dapat  diselesaikan  dengan  melakukan 
ujicoba,  seperti  misalnya  membuat  warna tertentu dengan  menggunakan  campuran  warna 
dasar.  Strategi  ini  mungkin  bukan  termasuk  dalam  prosedur  matematika,  tetapi  konsep 
seperti  ini  dapat  digunakan  untuk  memecahkan  masalah  tertentu  yang  penyelesaiannya 
membutuhkan  waktu  yang  lama  jika  diselesaikan  secara  matematika  atau  jika 
penyelesaiannya  menjadi  lebih  rumit.  Ujicoba  yang  digunakan  haruslah  menggunakan 
pemikiran  yang  baik.Setelah  melakukan  ujicoba,  jika  hasilnya  gagal,  dapat  melalukan 
ujicoba lainnya hingga dapat diselesaikan. 
Contoh masalah 7: 
Pada saat  ujian,  Tuti  diberikan 20 soal  pilihan  ganda. Jika  Tuti menjawab  benar  diberikan 
skor 5, jika menjawab salah diberikan skor (-2), dan  jika  tidak  menjawab  diberikan  skor  0. 
Jika  diketahui  skor  Tuti  adalah  44  dengan  beberapa  soal  yang  tidak  dijawab,  berapakah 
banyak soal yang tidak dijawab Tuti? 
Alternatif solusi: 
Seandainya  kita  menggunakan  konsep  matematika,  kita  dapat  mengasumsikan  bahwa  ada 
tiga variabel yaitu soal dijawab dengan benar (x), soal dijawab tetapi salah (y), dan soal tidak 
dijawab (z)sehingga dengan menggunakan konsep aljabar diperoleh: 
x+y+z  =20 
5x –2y +0z  =44 
Bagaimana kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut? 
Umumnya,  untuk  menyelesaikan  bentuk  persamaan  linier  tiga  variabel  diperlukan 
3 persamaan linier.  Karena  kita  hanya mempunyai 2 persamaan di atas, maka perlu strategi 
lain  untuk  memecahkannya.  Lakukan  percobaan  untuk  menentukan hasil-hasilnya  sebagai 
berikut. 
1) Ambil  kemungkinan  dimana  jika  jumlah  soal  benar  ×  5  menghasilkan  skor  lebih 
besar dari 44, misalkan 10. 
2) Tentukan jumlah soal salah × (−2) menghasilkan skor 44. 
3) Tentukan banyak soal yang tidak dijawab. 
Tabel 1. Uji Kemungkinan Jawaban Ujian Tuti 
Jumlah Benar 
× 5 
Jumlah Salah 
× (−2) 
Tidak dijawab 
× 0  Skor total 
10 
×
 5 = 50  3 
×
 (−2) = −6   20 – (10+3) = 7  44 
11 
×
 5 = 55  **  **  ** 
12 
×
 5 = 60  8 
×
 (−2) = −16  20 – (12+8) = 0  44 
**  **  **  ** 
Berdasarkan ujicoba tersebut,  diketahui  bahwa ada  dua kemungkinan yang dapat  dijadikan 
jawabannya, yaitu bahwa soal yang tidak dijawab Tuti ada 7 soal atau tidak ada satupun soal 
yang tidak dijawab. Karena  pada  soal dinyatakan bahwa  ada  soal  yang tidak dijawab Tuti, 
maka banyak soal yang tidak dijawab Tuti ada 7 soal. 
3.8. Mempertimbangkan Segala Kemungkinan 
Strategi ini  hampir  sama  dengan  prinsip  yang digunakan  dalam kegiatan  ujicoba (trial and 
error).  Perbedaannya  adalah  ketika  terdapat  kemungkinan  lain  yang  dapat  dijadikan 
jawaban,  maka  kita  harus  melakukan  pemeriksaan  terhadap  kemungkinan  tersebut  seperti 
yang  terdapat  pada  contoh  masalah 6 dan 7.  Perlu  mempertimbangkan  kemungkinan 
367 
kemungkinan  tersebut  sehingga  dapat  menyatakan  dengan  pasti  solusi  yang  tepat  dari 
permasalahan tersebut. 
Contoh masalah 8: 
Jika  pembilang dan  penyebut  suatu  pecahan ditambahkan  1,  maka pecahan  itu  menjadi  
. 
Adapun bila masing-masing pembilang dan penyebut dikurangi 1, maka pecahan itu menjadi 
. Apakah bilangan pecahan yang dimaksud? 
Alternatif solusi: 
Misalkan kita nyatakan bahwa bilangan pecahan tersebut adalah 
. 
Dari masalah diperoleh informasi bahwa: 
 + 1
 + 1 =
1
2 
dan 
 − 1
 − 1 =
1
3 
Ini  berarti  bahwa  pecahan  
  dan  
  merupakan  bentuk  pecahan  yang  paling  sederhana 
sehingga pecahan yang senilai dari 
 dan 
 adalah 
1
2=
2
4=
3
6=
4
8=
5
10 =
6
12 = ⋯ 
dan 
1
3=
2
6=
3
9=
4
12 =
5
15 = ⋯ 
Karena  pecahan  tersebut mengalami  dua  operasi  yaitu ditambah  1  dan  dikurangi 1,  maka 
hasil  dari  operasi  tersebut  pastilah  berselisih  2.  Diantara  kedua  pecahan  yang  memiliki 
selisih 2 pada pembilang dan penyebutnya adalah 
 dan 
 sehingga: 
 + 1
 + 1 =
4
8 
dan 
 − 1
 − 1 =
2
6 
sehingga diperoleh a = 3 dan b = 7. 
Jadi pecahan yang dimaksud adalah 
. 
3.9. Mengorganisir Data  
Suatu masalah umumnya disertai oleh beberapa informasi penting yang menuntun kita  pada 
jawaban yang dikehendaki.Salah satu strategi yang dapat kita gunakan adalah mengorganisir 
data tersebut, mengolahnya, dan menyatakannya sebagai suatu kesimpulan yang pasti. 
Contoh masalah 9: 
Anto,  Budi,  dan  Doni  sama-sama menggemari  renang.  Anto  berenang  setiap 4 hari  sekali, 
Budi berenang setiap 5 hari sekali, dan Doni berenang setiap 7 hari sekali. Jika pada tanggal 
3 Agustus 2015  mereka  sama-sama  berenang,  tanggal  berapakah  mereka  akan  sama-sama 
berenang kembali? 
Alternatif solusi: 
Karena  Anto  berenang  setiap  4 hari  sekali,  Budi  berenang  setiap  5 hari  sekali,  dan  Doni 
berenang  setiap  7 hari  sekali,  maka  kita  dapat  menyatakannya  dalam  bentuk  kelipatan 
persekutuan terkecil dari 4, 5, dan 7, yaitu: 
Anto = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, …, 140, …, 280, …} 
Budi = {5, 10, 15, 20, 25, 30, …, 140, …, 280, …} 
Doni = {7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, …, 140, …, 280, …} 
Karena paling  cepat  mereka bertemu  140 hari  kemudian, dimana bulan  Agustus  berjumlah 
31 hari,  bulan  September  berjumlah  30 hari,  bulan  Oktober  berjumlah  31 hari,  bulan 
Nopember  berjumlah  30 hari,  dan  Desember  berjumlah 31  hari,  sehingga  totalnya  ada 
153 hari. 
Setelah dikurangi 3 hari, diperoleh bahwa sampai akhir bulan Desember ada 150 hari. 
Karena paling  cepat  mereka  bertemu 140 hari  kemudian,  maka mereka  akan  bertemu pada 
tanggal 21 Desember 2015. 
3.10. Menggunakan alasan logis 
Terkadang  suatu  masalah  memiliki  banyak  kemungkinan  jawaban.  Tidak  semua  jawaban 
tersebut dapat  dinyatakan sebagai  jawaban  karena alasan  yang logis.  Untuk  itu,  kita harus 
mempertimbangkan kemungkinan jawaban  yang ada  berdasarkan  alasan yang  logis  seperti 
yang telah kita lakukan pada saat menyelesaikan masalah 8 di atas. 
Perhatikan contoh masalah 8 di atas: 
Ketika kita melihat banyaknya kemungkinan pecahan senilai dari 
 dan 
, kita harus melihat 
kemungkinan  tersebut  dengan  menggunakan  alasan  logis  bahwa  setelah  ditambah 1 
menjadi 
  dan  setelah  dikurangi 1  menjadi 
.  Ini  berarti  bahwa  pembilangnya  bernilai 
di antara pembilang pecahan senilai dari 
 dan 
. Demikian pula untuk penyebutnya. Dengan 
369 
demikian, dapat kita simpulkan bahwa bilangan pembilang tersebut berada diantara pecahan 
senilai dari 
 dan 
 dimana selisih keduanya adalah 2. 
Pecahan  senilai  dari  
 dan 
  yang  mungkin  adalah  
 dan 
  sehingga  kita  akan  memperoleh 
pecahan 
  sebagai  jawaban  karena 3 berada  di antara  2 dan 4.Demikian  pula 7  berada 
di antara 6 dan 8.

 
No comments:
Post a Comment